Bakar Diri Tanda Sakit Jiwa?
Tidak ada yang bisa memastikan apa yang terdapat di dalam pikiran almarhum ketika melakukan aksi nekatnya tersebut. Keluarga terutama ayah yang diwawancarai media juga menyatakan penyesalannya akan tindakan almarhum. Bahkan ayah almarhum yang bekerja sebagai sopir taksi juga seringkali mengingatkan almarhum agar tidak berdemo karena mengganggu lalu lintas.
Bakar diri pernah akrab dalam berita beberapa waktu lalu. Banyak pemuda melakukan hal tersebut karena 'kecelakaan' saat mencoba mengancam membunuh diri akibat pertengkaran dengan kekasih. Kasus-kasus seperti ini sebenarnya lebih bisa dilihat sebagai suatu hal yang banyak berhubungan dengan kondisi gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder).
Gangguan kepribadian ambang seringkali dianggap sebagai kondisi yang membuat penderitanya sulit menerima penolakan dan mudah melakukan sesuatu yang berisiko berhubungan dengan penolakan itu. Sifat pasif agresif, artinya secara ekspresi emosional bersikap pasif tetapi agresif secara perilaku cukup erat dengan tipikal gangguan kepribadian jenis ini.
Beberapa orang dengan suatu ciri kepribadian ini sering dikatakan siap bertindak nekat dengan alasan yang kadang tidak terlalu jelas. Impulsif dalam artian mudah meletup-letup juga adalah bagian dari perilaku yang dihubungkan dengan kondisi kepribadian tipe ini. Salah satu hal yang banyak terjadi adalah perilaku menyakiti diri sendiri yang banyak terjadi pada orang dengan gangguan kepribadian ambang.
Jadi kalau memang tindakan bakar diri adalah suatu tindakan impulsif dan merupakan tindakan yang dihubungkan dengan suatu kekecewaan yang kemudian dilepaskan dalam bentuk perilaku menyakiti diri sendiri, bisa saja hal ini diamini sebagai suatu bagian perilaku berisiko yang dilakukan oleh individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang.
Sondang Kecewa Berat?
Kembali ke masalah almarhum Sondang, apakah sekiranya yang menjadi faktor pemicu almarhum melakukan tindakan yang dikatakan nekat ini? Apakah ini disebabkan karena kekecewaan berat terhadap penguasa yang tidak dapat ditahannya sendiri dan kemudian dimanifestasikan dengan tindakan membakar diri? Ataukan ada motif lain dari apa yang dilakukannya?
Tidak ada yang tahu pasti mengapa itu terjadi. Tapi setidaknya dari pikiran pribadi saya sendiri, sebenarnya masih banyak cara lain yang lebih pas untuk mengekspresikan diri atau menyatakan kekecewaan.
Membakar diri rasanya bukan jalan yang bijaksana. Apalagi jika dalam kehidupan sosial, almarhum adalah orang yang diharapkan keluarga. Tetapi hidup memang pilihan bukan?
sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/12/12/133051/1788941/775/apakah-bakar-diri-tanda-sakit-jiwa?l11755775
No comments:
Post a Comment