Suku ini terletak di desa Wae Rebo yang bisa ditempuh 4 jam perjalanan darat dari Ruteng dengan medan berkelok menuju Desa Dintor.
Dari Dintor, jalan langsung menanjak. Melewati pematang sawah dan jalan setapak dari Sebu sampai Denge. Tak sampai di situ, perjalanan masih berlanjut menuju Sungai Wae Lomba. Barulah setelah sungai itu, Anda akan tiba di Desa Wae Rebo.
Nah di desa ini kamu akan menemui kehidupan suku Wae Rebo yang masih sangat alami, jika kamu berkunjung ke desa ini maka kamu akan melihat rumah adat suku ini yang sangat unik.
Rumah adat milik suku Wae Rebo ini disebut Mbaru Niang. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai. Setiap lantainya memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda.
Pada lantai pertama rumah ini yang disebut lutur atau tenda akan di gunakan oleh si pemilik rumah untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Lantai kedua yang disebut lobo, adalah tempat menyimpan bahan makanan atau barang. Lantai ketiga yang disebut lentar, adalah tempat menyimpan benih tanaman hasil bercocok tanam.
Lantai empat, disebut lempa rae, adalah tempat menyimpan stok cadangan makanan yang berguna saat hasil panen kurang banyak.
Sedangkan pada lantai kelima yang terdapat di puncak rumah digunakan untuk menyimpan aneka sesajian si pemilik rumah.
Rumah adat Mbaru Niang ini jika dilihat sekilas maka akan mirip seperti rumah adat suku Dani di Papua. Namun, bentuk kerucut di Mbaru Niang lebih mendominasi bangunan dengan atap yang hampir menyentuh tanah. Atap yang digunakan rumah adat Mbaru Niang ini menggunakan daun lontar.
Jika kamu mengunjungi rumah adat ini maka si pemiliki rumah tidak akan ragu untuk mengajak kamu masuk ke dalam rumahnya untuk melihat-lihat keunikan rumah adat suku mereka.
No comments:
Post a Comment